LAPORAN PENDAHULUAN
ASKEP HEMOROID
1. KONSEP MEDIK
A. Pengertian
Hemoroid adalah pelebaran varises satu segmen atau lebih vena-vena hemoroidales ( bacon) (Kapita Selekta Kedokteran).
Hemoroid adalah pelebaran vena di dalam pleksus hemoroidalis yang tidak merupakan keadaan patologik ( Buku Ajar Ilmu Bedah)
Hemoroid adalah dilatasi varikosus vena pleksus hemoroidalis inferior atau superior, akibat peningkatan tekanan vena yang persisten ( Kamus Kedokteran Dorland)
Hemoroid adalah bagian vena yang berdolatasi kanal anal. Hemoroid dibagi menjadi 2, yaitu
hemoroid interna dan eksterna. Hemoroid interna merupakan varises vena
hemoroidalis suparior dan media dan hemoroid eksterna merupakan varises
vena hemoroidalis inferior. Sesuai dengan istilah yang
digunakan, maka hemoroid eksterna timbul disebelah luar otot sfingter
ani, dan hemoroid interna timbul di sebelah dalam sfingter. (Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah).
Hemoroid
adalah pelebaran vena di dalam pleksus hemoroidalis yang tidak
merupakan keadaan patologik. Hanya apabila hemoroid ini menyebabkan
keluhan atau penyulit diperlukan tindakan(R. Sjamsuhidayat, wim de
jong).
Hemorid
merupakan varises ( pelebaran) dari plexus hemoroidalis yang dapat
menimbulkan keluhan dan gejala distal rectum atau dianal canal.
hemoroid
adalah suatu keadaan dimana telah terjadi dilatasi vena dalam kanal
analdan pembengkakan jaringan disekitarnya. Karena penyakit ini terjadi
pada ujung saluran pembuangan, maka tidak jarang orang menyebutnya
dengan sebutan penyakit “knalpot”, layaknya sebuah mobil.
B. Etiologi
Yang
menjadi factor predisposisi adalah herediter, anatomi, makanan,
pekerjaan, psikis, dan sanilitas. Sedangkan sebagai factor presipitasi
adalah factor mekanis ( kelainan sirkulasi parsial dan peningkatan
tekanan intrabdominal), fisiologis dan radang. Pada umunya factor
etiologi tersebut tidak berdiri sendiri tetapi saling berkaitan. (kapita selekta kedokteran).
C. Klasifikasi
Hemoroid
diklasifikasikan menjadi dua tipe yaitu hemoroid interna dan hemoroid
eksterna. Hemoroid intern adalah pleksus vena hemoroidalis superior di
atas garis mukokutan dan ditutupi oleh mukosa. Sedangkan Hemoroid
ekstern yang merupakan pelebaran dan penonjolan pleksus hemoroid
inferior terletak disebelah distal garis mukokutan di dalam jaringan di
bawah epitel anus.
Hemoroid interna dikelompokan dalam empat derajat yaitu :
Derajat I : Hemoroid menyebabkan perdarahan merah segar tanpa nyeri pada waktu defekasi.
Derajat II : Menonjol melalui kanalis analis pada saat mengedam ringan tetapi dapat masuk kembali secara spontan
Derajat III : Hemoroid menonjol saat mengedam dan harus didorong kembali sesudah defekasi
Derajat IV : Merupakan hemoroid yang menonjol keluar dan tidak dapat didorong masuk kembali.
Hemoroid eksterna diklasifikasikan sebagai bentuk akut dan kronis :
Akut : Berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan merupakan
suatu hematoma walaupun disebut sebagai hemoroid thrombosis eksternal
akut.
Kronis : Berupa satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan ikat dan
sedikit pembuluh darah.
D. Manifestasi Klinis
Tanda
utama biasanya adalah perdarahan. Darah yang keluar berwarna merah
segar, tidak bercampur dengan feses, dan jumlahnya bervariasi. Bila
hemoroid bertambah besar maka dapat terjadi prolaps. Pada awalnya
biasanya dapat tereduksi spontan. Pada tahap lanjut, pasien harus
memasukkan sendiri setelah defekasi. Dan akhirnya sampai pada suatu
keadaan dimana tidak dapat dimasukkan. Kotoran di pakaian dalam menjadi
tanda hemoroid yang mengalami prolaps permanen. Kulit di daerah perinial
akan mengalami iritasi. Nyeri akan terjadi bila timbul thrombosis luas
dengan edema dan peradangan.
Anamnesis
harus dikaitkan dengan factor obstifasi, defekasi yang keras yang
membutuhkan tekanan intraabdominal tinggi (mengejan), juga sering pasien
harus duduk berjam-jam di WC, dan dapat disertai rasa nyeri yang
merupakan gejala radang.
Hemoroid
eksterna dapat dilihat dengan inspeksi, apalagi bila telah terjadi
thrombus. Bila hemoroid interna mengalami prolaps, maka tonjolan yang
ditutupi epitel penghasil musin akan dapat dilihat pada satu atau
beberapa kuadran.
Selanjutnya
secara sistematik dilakukan pemeriksaan dalam rectal secara digital dan
dengan anoskopi. Pada pemeriksaan rectal secara digital mungkin tidak
ditemukan apa-apa bila masih dalam stadium awal. Pemeriksaan anoskopi
dilakukan untuk melihat hemoroid interna yang tidak mengalami penonjolan(kapita selekta kedokteran)
E. Patofisiologi
Hemoroid
timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik vena
hemoroidalis. Beberapa factor etiologi telah diajukan, termasuk
konstipasi dan diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada pada
kehamilan, pembesaran prostat, fibroma uteri, dan tumor rectum. Penyakit
hati kronik yang disertai hipertensi portal sering mengakibatkan
hemoroid karena vena hemoroidalis superior mengalirkan darah ke dalam
system portal. Selain itu system portal tidak mempunyai katup sehingga
mudah terjadi aliran balik.
Hemoroid interna dikelompokan dalam empat derajat. Hemoroid interna derajat 1 ( dini) tidak menonjol
melalui kanalis ani, hanya dapat dideteksi melalui pemeriksaan
protoskopi. Lesi ini biasanya terletak pada posterior kanan dan kiri
serta inferior kanan, mengikuti penyebaran cabang-cabang vena
hemoroidalis superior dan tampak sebagai pembengkakan globular
kemerahan. Hemoroid derajat II mengalami prolaps melalui kanalis ani
setelah defekasi, hemoroid ini dapat mengecil spontan atau dapat
direduksi ( dikembalikan ke dalam) secara manual. Hemoroid derajat III
mengalami prolaps secara permanen. Gejala hemoroid interna yang paling
sering adalah perdarahan tanpa nyeri, karena tidak terdapat serabut
nyeri pada daerah ini. Sebagian besar kasus hemoroid adalah campuran
interna dan eksterna.
F. Komplikasi
Komplikasi
penyakit ini adalah perdarahan hebat, abses, fistula para anal, dan
inkarserasi. Untuk hemoroid eksterna, pengobatannya selalu operatif.
Tergantung keadaan, dapat dilakukan eksisi atau insisi thrombus serta
pengeluaran thrombus. Komplikasi jangka panjang adalah striktur ani
karena eksisi yang berlebihan(kapita selekta kedokteran)
G. Diagnosis Banding
Perdarahan
rektum yanhg merupakan manifestasi utama hemoroid interna juga terjadi
pada karsinoma kolorektum, penyakit dipertikel, polip, olitus ulserosa,
dan penyakit lain ynag tidak begitu sering terdapat di kolorektum.
Pemeriksaan sigmoidiskopi harus dilakukan. Foto barium kolon dan
kolonoskopi perlu dipilih secara selektif, bergantung pada keluhan dan
gejala penderita.
Prolaps
rektum juga harus dibedakan dari prolaps mukosa akibat hemoroid
interna. Kondiloma perianal dan tumor anorektum lainnya bisa tidak sulit
dibedakan dari hemoroid yang mengalami prolaps. Lipatan kulit luar yang
lunak sebagai akibat dari trombosis hemoroid eksterna sebelunya juga
mudah dikenali. Adanya lipatan kulit sentinel pada garis tengah dorsal,
yang disebut umbai kulit, dapat menunjukan adanya fisura anus.
Diagnosis hemoroid ditegakkan melalui adanya :
Ø Darah di anus
Ø Prolaps
Ø Perasaan tak nyaman anus(mungkin pruritus ani)
Ø Pengeluaran lendir
Ø Anemia sekunder ( mungkin)
Ø Tampak kelainan khas pada inspeksi
Ø Gambaran khas pada anoskopi/ retroskopi.
H. Penatalaksanaan
Untuk
hemoroid derajat I dan II dapat diobati dengan tindakan lokal dan
anjuran diet. Hilangkan faktor penyebab, misalnya obstipasi, dengan diet
rendah sisa, banyak makan makanan berserat dan mengurangi daging serta
penderita dilarang makan makanan yang merangsang.
Bila
ada infeksi berikan antibiotik peroral. Bila terdapat nyeri yang terus-
menerus dapat diberikan supositoria atau salep rektal untuk anestesi
dan pelembab kulit. Untuk melancarkan defekasi saja dapat diberikan
cairan parafin atau larutan magnesium sulfat 10 %. Bila dengan
pengobatan tersebut tidak ada perbaikan, berikan terapi sklerosing
dengan menyuntikan zat sklerosing (sodium moruat 5% atau fenol).
Untuk
hemoroid yang meradang akut, yang mengalami trombosis dan yang prolaps
dapat disuntik dengan campuran anastetik lokal danhialuronidase ( 10 ml
bupivakain 0,25%( marcaine) dengan epinefrin 1 :200.000 ditambah 150
unit hialuronidase).
Untuk
hemoroid yang melebar atau menonjol, ligasi adalah terapi terbaik (
rubber band ligation). Untuk hemoroid yang kronis tersedia berbagai
pilihan, ternasuk injeksi dengan obat sklerosa, ligase karet gelang,
bedah krio, dilasi anal, sfinkterotomi internal lateral, koagulasi
inframerah, elektrokoagulasi bipolar, dan lemorodiktomi.
Tindakan
bedah diperlukan bagi pasien dengan keluhan kronis dan hemoroid derajat
tiga atau empat. Prinsip utama hemoroidektomi adalah eksisi hanya pada
jaringan yang menonjol dan eksisi konservatif kulit serta anoderm
normal.
I. Prognosis
Dengan
terapi yang tepat keluhan pasien dengan hemoroid dapat dihilangkan.
Pendekatan konservatif harus dilakukan pada hampir setiap kasus. Hasil
dari hemoroidektomi cukup memuaskan. Untuk terapi lanjutan, mengedan
harus dikurangi untuk mencegah kekambuhan.
2. ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Riwayat kesehatan diambil untuk menentukan adanya gatal, rasa terbakar dan nyeri beserta karakteristiknya,
v Terjadi selama defekasi atau tidak ?
v Ada nyeri abdomen sehubungan dengan itu ?
v Ada perdarahan rectum atau tidak ?
v Berapa banyaknya ?
v Berapa seringnya ?
v Apa warnanya ?
v Adakah rabas lain seperti mucus dan pus ?
v Jumlah latihan, tingkat aktivitas dan pekerjaan ( khususnya yang mengharuskan duduk atau berdiri lama).
v Pertanyaan ini dihubungkan dengan pola eliminasi, apakah klien menggunakan laksatif, riwayat diet, termasuk ,asukan serat.
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data pengkajian maka diagnose keperawatan meliputi :
a) Nyeri b/d inflamasi, udema
b) Konstipasi b/d ketakutan nyeri padsa saat defekasi
c) Ansietas b/d perubahan status kesehatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar